Rabu, 13 April 2016

Review Film Laskar Pelangi


 REVIEW FILM LASKAR PELANGI
Judul Film        : Laskar Pelangi
Genre              : Drama
Pemain        : Cut Mini, Ikranegara, Lukman Sardi, Aryo Bayu, Tora Sudiro, Mathias Muchus, Rieke Dyah Pitaloka, Slamet Raharjo Djarot, Robby Tumewu, Jajang C.Noer, Zulfani (Ikal), Ferdian (Lintang), Verry Yamarno (Mahar), Yogi Nugraha (Kucai), Suhendri (Akiong), M  Syukur (Syahdan), Feriansyah (Borek), Dewi Ratih Ayu Safitri (Sahara), Suhardi Syah Ramadhan (Trapani), Jeffry Januar (Harum), Marcella El Julia Kondo (Flo).
Tahun Produksi : 2008

Setelah saya menonton film Laskar pelangi dibioskop, saya akan mereview film ini , Laskar Pelangi adalah sebuah film yang disutradarai oleh Riri Riza dan Laskar pelangi ini berdasarkan Novel karangan Andrea Hirata dan Skenarionya ditulis oleh Salman Aristo yang juga menulis naskah film Ayat-Ayat Cinta dibantu oleh Riri Riza dan Mira Lesmana. Hingga Maret 2009, Laskar Pelangi telah ditonton oleh 4,6 juta orang  banyak cerita pendidikan didalamnya yang sangat menyentuh bahkan akan membuat kita terkesan setelah menontonnya
.
Film laskar pelangi ini bercerita tentang kehidupan anak-anak yang kurang mampu atau keterbatasan dalam hal financial atau ekonomi keuangan, tetapi anak-anak tersebut memiliki semangat yang tinggi dalam mengemban pendidikan di Pulau Belitung, Pulau Belitung adalah pulau yang berada di lepas pantai timur Indonesia, dimana suku yang mendominasi adalah Suku Melayu dan Tionghoa.
Pada awalnya di Pulau Belitung terdapat sekolah Muhammadiyah atau sering disebut SD Laskar Pelangi. Yang terletak diatas bukit pasir yang berdekatan dengan sebuah danau yang mempunyai dermaga. Sekolah Muhammadiyah tersebut terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud provinsi dikarenakan siswanya yang tidak mencapai 10 orang, pada waktu itu hanya ada 9 orang yang diantaranya bernama Ikal aka andrea hirata, Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong (Chau Chin Kiong), Syahdan, Kucai, Borek aka Samson, dan Trapani. Laskar pelangi ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di Belitung yang penuh dengan keterbatasan . Kemudian pada waktu upacara pembukaan, datanglah seorang ibu dengan anaknya yang bernama Harun mendaftarkan diri di sekolah tersebut. Sontak Bu Muslimah sangat senang , Sehingga sekolah Muhammadiyah memiliki murid yang genap 10 orang, dan akhirnya sekolah Muhammadiyah tidak jadi ditutup. Oleh karena itu Bu Muslimah (guru yang mengajar di sekolah Muhammadiyah) memberikan nama kepada mereka sebagai anak Laskar Pelangi.
Jika pada waktu itu harun tidak ada, seorang anak dengan keterbelakangan mental, yang disekolahkan oleh ibunya dikarenakan ia dirumah yang hoby nya hanya mengejar anak ayam saja, tentu tidak akan terjadi kisah ini , Ikal tidak akan pernah bertemu dan berteman dengan temen satu kelasnya setelah ia mendaftar. Tidak akan pernah bertemu dengan Bu Muslimah, guru dengan penuh kasih dan penuh komitmen untuk mencerdaskan anak didiknya. Dan tidak akan pernah ada laskar pelangi , yang dimusim hujan selalu melakukan ritual melihat pelangi pada waktu sore hari .
Semua anak yang bersekolah di SD Muhammadiyah tersebut memiliki kelebihan yang menonjol di masing-masing setiap anaknya. Contohnya seperti lintang, seorang anak nelayan yang sangat jenius, dia memiliki cara yang unik atau cara-cara tersendiri untuk menciptakan rumus matematika yang rumit dan juga menjadi bintang kejora di sekolah Muhammadiyah pada lomba cerdas cermat, atau si Mahar, meskipun perilakunya terkadang suka lucu dan ngawur, tetapi dia memiliki bakat tersendiri pada bidang seni, sehingga dia dapat memenangkan , tarian tradisional yang dia ciptakan sendiri dalam pesta karnaval, serta ada Ikal yang sangat senang dan berbakat dalam bidang sastra, serta teman-teman lainnya .
Walaupun gedung sekolah yang sudah tidak layak pakai, semangat serta kegigihan ada dalam karakter mereka, perjuangan 10 orang  anak serta guunya yakni Bu Muslimah dan Pak Harfan menjadi sangat menarik ketika beragam perilaku dan masalah muncul tetapi tetap dihadapi dengan keluguan anak-anak sehingga menimbulkan suasana kelas yang seru dan asik. 5 tahun telah bersama, Bu Mus dan Pak Harfan dan ke 10 muridnya terus berjuang untuk terus bisa sekolah.
Kisah sepuluh anak ini berakhir dengan kesedihan, yaitu kematian ayah Lintang yang memaksa anak cerdas citu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian dimana Ikal yang berjuang diluar pulau Belitong kembali kekampungnya, dan memberitahukan ke temannya yg putus siswa bahwa ia mendapat beasiswa ke Paris, Sorbonne
Inti dari film ini, bahwa orang pedalaman saja berjuang untuk bisa sekolah, mengapa kita dengan berkecukupan dan Orangtua kita bisa dikatakan mampu dalam segi hal Ekonomi mengapa malas-malasan untuk bersekolah. Semangatlah mengejar cita-cita terus berjuang dan SEMANGAT!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar